Habis Gelap Ada yang Belum Terang: Kartini, Emansipasi dan Ilusi Kolonial

Ijhal Thamaona “ Ibu Kita Kartini, putri sejati, wanita yang mulia dan harum namanya." Begitulah yang terpatri di benak para anak-anak sekolah. Lagunya kerap didendangkan, hari lahirnya ditetapkan sebagai emansipasi wanita dan kiprahnya dijadikan patokan gerakan perempuan di Indonesia. Setiap tanggal 21 April, Kartini dan narasi tentangnya dilantangkan kembali. Kalau anda hidup dan sudah bisa memahami situasi pada masa orde baru, maka tanggal 21 April akan anda rasakan sebagai hari serba Kartini. Wanita berkebaya datang di acara-acara kantor, spanduk ‘Habis Gelap Terbitlah Terang” membentang di mana-mana. Namun dalam terang ketika habislah gelap itu, terbitlah satu pertanyaan, mengapa Kartini? Betulkah ia tonggak awal gerakan perempuan di Indonesa? Kalau memang Kartini, apakah ia dianggap pejuang emansipasi hanya karena surat-suratnya yang menunjukkan keresahan atas nasib perempuan Indonesia yang dikerangkeng adat-istiadat dan dikungkung bud...